9/23/15

Kondisi ekonomi Indonesia tercintah

Well, kali ini aku pengen sotoy ngomongin perekonomian Indonesia yang lagi terpuruk ini. Biasanya aku termasuk orang yang cuek dan cuma jadi penonton pasif yang cuma ngebaca berita ato status orang lain. Dan lagi biasanya aku cuma manggut-manggut sok ngerti, bingung ambil kesimpulan, atau kadang juga pinter mengkritisi dalam hati tentang status-status ato berita yang dibaca. Tapiiiiii, kali ini, entah kenapa rasanya gatel pengen ikutan ngomentarin hal ini. Apalagi barusan ngebaca status facebook temen yang menurutku niih yaa, pendapat dia itu zonk abiis. Di sini aku jadi ngerasa pinter (*well ini cuma another ke-sotoy-an ku yang kadang berujung paiiitt). Kenapa? Karna paling ngga, aku tau kalo pendapat dia itu salah besar.

Hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar menyentuh angka 14.600!!!! Ini angka yang luar biasa. Terlepas dari pemberitaan media yang sebagian besarnya adalah pemberitaan fiktif demi kepentingan tertentu, faktanya banyak perusahaan yang terpaksa mem-phk karyawannya untuk menekan biaya operasional yang secara langsung terpengaruh karena naiknya nilai tukar ini. Bahkan beberapa dari mereka harus gulung tikar. Kita semua tau (well, mungkin ga semua tau), kalo banyak industri atau pabrik dan perusahaan di Indonesia ini yang masih berpegang kuat sama mata uang dollar. Entah untuk urusan import bahan baku, atau apapun itulah (*nah disini aku bego soalnya gatau contoh lainnya hahahaha), yang jelas perusahaan-perusahaan udah ga sanggup lagi buat mengatasi melonjaknya biaya operasional mereka. Dari sini angka pengangguran tambaahhhhhh tinggi. Sarjana yang sebelumnya udah kesusahan cari kerja, yaaa siap-siap tambah susah cari kerja (*wondering.....apa aku jadi artis yaa?? Kira-kira bakalan laku ga yaa wkwkwk). Kalo kayak gini kondisinya, gimana perusahaan mau ekspansi usaha mereka? Gimana pebisnis mau menginvestasikan uang mereka? Sementara mereka ga dapet jaminan kondisi ekonomi yang stabil, ga dapet jaminan mereka bakal untung. Tentu aja mereka pikir seribu kali buat make duit mereka dan milih "menunda" sampe kondisi ekonomi stabil. Sementara itu, Indonesia butuh sektor usaha buat naikin ekonomi nya biar meroket kayak kata pak presiden tercinta kita (*disini honestly sebenernya aku bego, karna ga paham chain-nya gimana investasi atau ekspansi perusahaan bisa nguntungin Indonesia. Apa dari pajak nya? Nambah lapangan kerja nya? Atau gimana aku gagal paham. In this case, please forgive me). Selain itu, utang Indonesia yang segitu banyaknya itu, pakai nilai tukar dollar lhooo. Bisa kebayang gaa jadi berapa rupiah itu utang?

Hmmmm, setelah ngomongin dampak dollar buat negara secara keseluruhan ini, sekarang buat kita-kita nih. Mikir ga sih, kalo hape, laptop, barang elektronik lain, tiket pesawat, dan masih banyak lagi, ituu kita harus beli dengan harga yang dikonversi dari mata uang dollar??? Kebayang gaa kalo dollar naik terus? Yaaa harga barang-barang tersebut bakal ikutan naik juga. Selain itu, balik lagi ke operasional perusahaan yang juga terpengaruh ini, udah pasti barang produksi mereka bakal naik harganya. As a result, ya bakal bikin harga beberapa barang naik.
Daaannn dari semua dampak ini, ada yah orang yang mikir kalo naiknya nilai tukar ini ga berpengaruh ke individual, dan dia mempertanyakan kenapa orang-orang pada sewot dengan kondisi ini karena toh kita ga dirugikan secara langsung. HAHAHAHA. Apa iya, dollar itu cuma dipake buat plesiran di luar negeri dan blanja blanji disana???? Trus kalo dollar naik, solusinya ga usah plesiran dulu dan belanja dalam negri aja???? Ya enggak laahhh. Peran dollar ga sesempit itu. Mau belanja dalam negri kalo kita ga punya uang karna di phk dan harga barang kebutuhan makin naik, mau gimana???? Krisis namanya!! Daannn kita harus berpikir kritis, at least yaa ga ngegampangin masalah merosotnya nilai rupiah ini lah.

Udah ahh capek, untuk saat ini kontribusiku nyelesein thesis sebagai tanggung jawab udah make uang negara. Huuufffttttttttttt

No comments:

Post a Comment