2/21/16

Why does people choose motorcycle as their mode of transport?

Berada di rumah dalam waktu yang cukup lama membuat saya tergelitik (ceilah tergelitik!) untuk menuliskan sesuatu yang “agak berbobot” di blog. Dan topik tulisan jatuh pada tingginya penggunaan kendaraan bermotor, tepatnya sepeda motor di beberapa kota Indonesia, termasuk Yogyakarta. Well, saya sendiri merupakan salah satu di antara jutaan pengguna sepeda motor di Kota Yogyakarta. Tidak dapat dipungkiri, sepeda motor memang memberikan banyak manfaat dan keuntungan yang tidak dapat diberikan oleh moda transportasi lainnya. Kemudahan yang diberikan oleh produsen sepeda motor untuk memiliki kendaraan ini, membuat masyarakat memilihnya sebagai moda transportasi sehari-hari.  Selain itu, memang ada beberapa alasan yang membuat sepeda motor tampak lebih “appealing” dibandingkan pilihan moda transportasi lain di Yogyakarta. Karena itulah, tak heran jika saat ini sepeda motor semakin membanjiri jalan-jalan di kota yang memiliki julukan kota pelajar ini.

Lalu kenapa? Apa masalahnya? Memangnya kalo penggunaan sepeda motor tinggi itu bakalan kenapa? Bagi sebagian orang, mungkin hal ini tidak menjadi masalah. Karena toh juga mereka beli pakai uang mereka sendiri, tidak ada yang melarang, dan tidak merepotkan orang lain. Trus kenapa sih ini harus jadi masalah?!?

Seperti yang kita ketahui (anggep aja semua yang baca ini tau), pemerintah berusaha untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum. Kenapa? Ya karena penggunaan kendaraan pribadi itu akan membawa masalah tersendiri buat sistem transportasi suatu wilayah. Pemerintah tidak mungkin menyediakan prasarana transportasi untuk memenuhi demand yang begitu tinggi dari penggunaan kendaraan pribadi ini. Akibatnya, muncullah masalah seperti tundaan di beberapa ruas jalan dengan volume kendaraan yang tinggi. Keadaan akan semakin parah jika tundaan yang terjadi semakin tinggi. Kalian tentu tidak ingin kan menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk menempuh perjalanan sejauh 5 km saja? Atau harus melewatkan lebih dari 2 siklus lampu lalu lintas? Mungkin beberapa dari kalian sudah mulai merasa kalau kondisi lalu lintas di Kota Yogyakarta sekarang ini kian memburuk (harusnya sih ngerasa ya). Beberapa ruas jalan mulai tidak mampu menampung volume lalu lintas yang sudah melebihi kapasitasnya, terlebih di waktu-waktu peak hours. Mengapa ini terjadi? Apakah ini salah pak polisi yang ga bisa ngatur lalu lintas dengan benar? Ato salah pemerintah yang ga mampu menyediakan jalan yang lebih lebar dan lapang? Balik lagi ke masalah awal. Ya karena masyarakat lebih memilih untuk beraktivitas dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sementara kondisi prasarana jalan, tidak mampu untuk melayani volume lalu lintas yang melewatinya. Dan itulah yang terjadi kalau kita tetap menggunakan kendaraan pribadi, yang dalam tulisan ini ditekankan pada penggunaan sepeda motor.


Sebenarnya dalam masalah ini kita tidak dapat menyalahkan masyarakat sepenuhnya. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa dengan banyaknya kemudahan-kemudahan yang ditawarkan sepeda motor, tentu masyarakat lebih memilih moda transportasi ini. Transportasi umum? Sepeda? Atau jalan kaki? Oh come on. We already know the current condition, don’t we? Bisa dikatakan, we don’t have any choice, but motorcycle. Lalu sebenarnya kenapa sih masyarakat atau kita lebih memilih sepeda motor? Apa manfaat dan kemudahan-kemudahan yang daritadi saya singgung itu? Melalui tulisan ini, saya akan mencoba menjabarkan alasan-alasan dibalik pemilihan sepeda motor sebagai moda transportasi masyarakat di Kota Yogyakarta versi saya.

Pertama, because it is cheap. Yap, masuk akal bila dikatakan bahwa moda transportasi sepeda motor relatif murah. Apalagi sistem pembayaran kredit yang ditawarkan produsen, membuat hampir semua kalangan masyarakat dapat memilikinya dengan mudah. Harga bahan bakar pun juga relatif terjangkau. Tetapi sebenarnya masyarakat perlu lebih teliti lagi terhadap external costs yang dimiliki sepeda motor ini. Terlepas dari biaya perawatannya, ada biaya safety yang perlu dipertimbangkan disini. Sepeda motor adalah salah satu moda transportasi yang paling tidak aman. Jumlah kecelakaan kendaraan di Indonesia mayoritas melibatkan sepeda motor (well, I don’t have to write any references for this statement rite? Because I am too lazy for retrieving where I got these informations). Karena itulah sepeda motor sangat tidak disarankan sebagai moda transportasi masyarakat. Bahkan di banyak negara maju, sepeda motor tidak diperbolehkan penggunaannya kecuali untuk kendaraan dengan kapasitas lebih dari 250 cc.

Kedua, because it is so flexible. Ketiga, because we all have such complex mobility in a day. Untuk kedua alasan ini, saya memilih untuk membahasnya secara bersamaan karena ya memang kedua hal tersebut berkaitan satu sama lain. Siapa sih yang ga setuju kalau kita semua membutuhkan moda transportasi yang fleksibel? Kita butuh moda transportasi yang bisa mengantar kita point-to-point. Kalau kita ingin pergi ke kampus ya kalau bisa moda tersebut mampu memindahkan kita dari depan rumah sampai depan pintu kampus. Kita juga ingin kapan pun kita mau berangkat, moda tersebut sanggup hadir tanpa membuat kita menunggu. Dan moda sepeda motor, sanggup memenuhi kondisi tersebut. Terlebih lagi, kondisi lalu lintas dan bentuk fisik kota yang masih cukup didominasi jalan-jalan kecil, semakin membuat sepeda motor lebih unggul dibandingkan moda transportasi lain. Kemudian, sebagian dari masyarakat termasuk saya, memiliki kegiatan yang cukup kompleks. Maksudnya, dalam satu hari, kita tidak hanya melakukan perjalanan dari poin A ke poin B saja (A-B-A), namun bisa dari poin A lalu ke B lalu ke C lalu ke D (A-B-C-D-A), atau malah perjalanan yang lebih rumit seperti dari poin A ke B, lalu kembali ke A, lalu pergi lagi menuju poin C lalu ke poin D (A-B-A-C-D-A), dan sebagainya. Intinya dalam beraktivitas, kita membutuhkan perjalanan ke beberapa tempat yang berbeda. Dan lagi-lagi, sepeda motor mampu hadir sebagai moda transportasi masyarakat with these kind of mobility.

Ketiga, because it is accessible. Bagi sebagian masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di sub-urban, transportasi umum adalah suatu hal yang langka. Faktor seperti urban sprawl, residential choice, atau memang posisi Kota Yogyakarta sebagai pusat layanan bagi kawasan sekitarnya, memaksa kaum sub-urban untuk berkomuter ke pusat kota. Sementara itu, sistem transportasi umum di Yogyakarta memang masih belum menjangkau seluruh wilayah. Akibatnya, sepeda motor menjadi pilihan untuk perjalanan mereka. Di sisi lain, standar jarak maksimal orang Indonesia untuk berjalan kaki adalah sekitar 500 meter. Dengan kondisi layanan transportasi umum saat ini dan standar jarak maksimal untuk berjalan kaki tersebut, menurut saya sebenarnya sebagian dari kita bisa mengakses layanan transportasi umum. Terlebih bagi kita yang memang tinggal di kawasan perkotaan (perlu studi lebih lanjut mengenai jangkauan layanan transportasi umum perkotaan saat ini). Akan tetapi, ya karena satu hal dan hal lain (mungkin alasan nomor 1 atau 2 yang sudah saya sebutkan sebelumnya), kita jadi lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor.

Terakhir, because some people need it to work. Sebagian masyarakat kita memiliki usaha dagang yang berbekal sepeda motor untuk menjajakan dagangannya. Pernah melihat penjual bakso tusuk, mainan anak, atau makanan lain di sekolah-sekolah? Ato orang-orang dengan pekerjaan yang mengharuskan mereka membawa barang yang cukup besar? Bagi kelompok masyarakat ini, tentu kendaraan umum bukanlah pilihan moda transportasi yang tepat. Selain itu kelompok masyarakat ini pun juga tidak dapat afford kendaraan roda empat alias mobil. Oleh karena itulah, mereka memilih sepeda motor sebagai moda transportasi utama mereka yang sekaligus bisa dijadikan “lapak” jualan mereka. Padahal muatan berlebih pada sepeda motor tentunya akan menambah tingkat ketidakamanan dari moda transportasi ini. Terlebih lagi, selain akan membahayakan keselamatan dari pengendara sepeda motor itu sendiri, membawa muatan berlebih juga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Saya mengakui jika alasan mengapa sepeda motor lebih dipilih oleh masyarakat memang tidak dapat dijelaskan hanya dengan 4 poin yang saya sebutkan di atas. Rantai yang menghubungkan alasan pemilihan moda memang cukup kompleks. Tapi bukan tidak mungkin untuk dijelaskan dan diteliti lebih lanjut. Sehingga harapannya, solusi-solusi yang ditawarkan dapat mengacu pada akar permasalahannya. Sekian celotehan dari saya. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment