Seperti telah diketahui, saat ini kota-kota di dunia terus
berkembang dan bertambah populasinya. Bahkan telah diprediksikan lebih dari 50%
penduduk dunia akan tinggal di perkotaan. Tak heran, kota menawarkan berbagai
peluang serta fasilitas yang tidak dapat dinikmati di rural areas.
Gedung-gedung pencakar langit, kepadatan tinggi, serta pergerakan manusia yang
tinggi sudah menjadi pemandangan di perkotaan. Tingginya aktivitas yang terjadi
menimbulkan masalah lingkungan seperti polusi sebagai akibat dari kemacetan.
Kendaraan pribadi memang menjadi pilihan utama penduduk untuk mobilitas
sehari-hari. Selain praktis, pengemudi juga bisa pergi kemana saja yang
diinginkan, ditambah lagi kepemilikan kendaraan menunjukkan tingkat status
sosial seseorang.
Studi-studi mengenai pengembangan sistem transportasi
perkotaan yang ramah lingkungan kini menjadi isu yang sedang diangkat di
kota-kota dunia sebagai dampak dari permasalahan lingkungan yang terjadi karna
tingginya mobilitas perkotaan. Baru-baru ini, isu alternatif walking and
cycling, menjadi solusi alternatif untuk mobilitas penduduk yang ramah
lingkungan. Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan walking and
cycling ini. Salah satunya adalah penelitian ini yang merumuskan pengembangan
fasilitas kendaraan tidak bermotor di Singapura dan mendiskusikan perilaku dari
pejalan kaki dan pesepeda sehingga dapat ditemukan faktor yang mempengaruhi
perilaku pemilihan antara walking or cycling.