4/12/13

The Boundaries of Someone's Religion

Kebetulan kemaren lagi ada "waktu luang" buat browsing-browsing geje. Karna emang aku kalo browsing itu-itu aja, alhasil nyasarlah aku di tumblr Mbak Windy Ariestanty. Di situ ada tulisan yang cukup menarik. Darisitu aku jadi tertarik buat ngeshare di blog aku.

Seperti yang kita semua tau, di dunia ini ada banyak sekali kepercayaan. Manusia memang memiliki hak masing-masing untuk memilih kepercayaan mana yang mereka pegang. Islam percaya bahwa Allah SWT itu ada dan berpegang pada Al-Qur'an sebagai kitabnya. Kristen percaya pada Tuhan Yesus dan berpegang pada Kitab Injil. Dan ada juga yang lebih memilih menganut kepercayaan Atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Dari masing-masing kepercayaan yang dipilih itulah, manusia menjalankan kehidupannya sesuai dengan ajaran agamanya.

Setiap agama pasti akan mengajarkan kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan oleh umatnya dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan. Tapi dari tulisan yang aku baca dari tumblr Mbak Windy itu, aku sebagai penganut agama Islam merasa tertampar. Di Islam, kita diwajibkan sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, menutup aurat (yang sampai saat ini belum bisa aku lakukan, ya Allah.....), haram meminum khamr/ minuman yang memabukkan, dilarang untuk berzina, dan masih banyak lagi. Tentu saja, di agama lain juga pasti memiliki aturan masing-masing. Tapi aku sadar, sebagai manusia pasti kita semua memiliki batas masing-masing untuk sesekali melanggar aturan yang ada. Di sini, aku justru tertarik dengan pola pikir orang Barat yang cenderung berpikir lebih cerdas dan simple. Mereka yang mayoritas beragama Kristen, Katholik, dan Atheis seringkali "penasaran" dengan agama Islam dan budaya orang Timur. Ini juga yang seringkali membuat aku bingung kalo di tanya, " Si A beragama Islam, kamu juga beragama Islam, tapi kok Si A pake penutup kepala (kerudung) dan kamu enggak?" Hmmmmmm....

Seorang bule yang bertemu seorang cewe seksi kemudian mengencaninya dan berakhir di ranjang. Tapi kemudian ketika si bule mau menyiapkan sarapan untuk si cewe dan menawarinya ham sandwich, si cewe ini pun menolak dengan alasan sebagai seorang muslim dia diharamkan untuk mengkonsumsi daging babi.

See?? Dari kasus di atas pun kita sudah mengerti sampai di mana batas dia melanggar perintah agama. Dia mengumbar auratnya di klub malam, minum minuman beralkohol, tidur dengan pria bukan muhrimnya, dan "mungkin" tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu tapi ikut merayakan hari raya Idul Fitri, tapi dia mengaku sebagai seorang muslim dan menolak makan daging babi karena agamanya melarang! Apakah dia memeluk agama Islam hanya sebatas untuk tidak mengkonsumsi daging babi? Si bule sampai tidak habis pikir dengan jalan pikiran si cewe. Apa dia tidak punya prinsip? Atau prinsip agamanya hanya sampai dia tidak boleh makan babi?

Sebenarnya masih banyak orang-orang di luar sana yang mengaku Islam, tapi sholat 5 waktu sama sekali tidak pernah ia jalankan, puasa Ramadhan tidak, walaupun tetap merayakan Idul Fitri biasanya, sholat jumat juga ditinggalkan, minum bir, berzina, TAPIIIIIIIII dia tidak makan babi karena haram. Miris. Ya seperti itulah. Mereka sebenarnya berhak melakukan apa yang mereka mau. Toh itu juga urusan mereka sendiri. Seperti yang udah aku sebutkan di awal, masing-masing individu pasti punya batasan masing-masing sejauh mana mereka akan melanggar ajaran agamanya. So, where's your own limit?

No comments:

Post a Comment