Skripsi. Satu kata yang maknanya besar bagi mahasiswa tingkat akhir seperti saya. Di mana nasib lulus atau tidaknya seorang mahasiswa bergantung pada proses akhir yang bernama skripsi ini. Sebenarnya bagi saya pribadi, skripsi sebenarnya tidak terlalu sulit. Awalnya saya berpikir mengerjakan skripsi itu mudah dan lulus tepat waktu tentu tidaklah sulit dicapai. Namun, saat saya mulai memasuki semester 8, di mana mata kuliah tugas akhir alias skripsi ini sudah masuk ke dalam kartu rencana studi, saya mulai merasakan kesulitan dari skripsi. Kesulitan itu bernama motivasi.
Semester 8 sudah dimulai sejak Februari lalu. Namun, sampai saat ini belum satu huruf pun berubah dari file-file skripsi saya yang memang sudah mulai dicicil dari mata kuliah seminar di semester 7 kemarin. Hal ini bukan karena kesibukan atau apalah itu, yang jelas kegiatan saya akhir-akhir ini hanyalah browsing dan browsing. Pagi pun saya habiskan untuk tidur, lalu bangun ketika waktu sudah menjelang siang. Sebenarnya setiap kali membuka laptop, file-file skripsi pasti terbuka (seperti saat ini), akan tetapi saya memilih untuk men-skipnya dan berkutat dengan google chrome. Entah tumblr, blogging, atau apa saja saya lakukan meskipun sudah mulai bosan. Tapi pada akhirnya, skripsi tak lagi tersentuh.
Motivasi untuk memulai menulis memang sangat diperlukan disini. Saya, yang terbiasa dengan skema dateline, menjadi kesulitan untuk mengatasi masalah motivasi ini. Daridulu, saya sering menunda pekerjaan dan tugas sampai waktu dateline tiba. Dan alhasil, skema itu saya aplikasikan pada pengerjaan skripsi ini. Padahal, dosen pembimbing saya bukanlah tipe dateliner. Jadi saya merasa skripsi bisa dikerjakan besok, besok, besok, dan entah besok yang keberapa kalinya.
Menurut teman saya, motivasi menulis bisa dimulai dengan menuliskan apa saja yang ada di pikiran kita walaupun belum terformat dengan baik. Diharapkan setelah poin-poin sudah tertulis, ide menulis pun mengalir dengan sendirinya. Tapi, bagi saya hal ini hanya khusus untuk memotivasi orang-orang yang memang kesulitan menulis karena menganggap menulis itu sulit. Tapi bagi saya yang bermasalah dengan motivasi menulis karena "malas", hal tersebut tidaklah manjur.
Akhirnya saya menemukan cara untuk memotivasi diri saya sendiri. Kompetitor. Ya benar, dengan adanya seorang kompetitor, dan perasaan ingin lebih atau paling tidak sejalan dan seimbang, kita menjadi "dipaksa" untuk bergerak, yang dalam hal ini menulis skripsi. Perasaan bahwa kamu tidak boleh tertinggal darinya atau kamu harus lebih dari dia, berhasil memicu saya untuk bergerak dan memulai membuka file-file skripsi saya.
Kompetitor di sini bukanlah sembarang orang. Kamu sendiri harus punya "feel" dan merasa pantas untuk bersaing dengannya. Orang ini juga tidak selalu orang terpandai ataupun ter-rajin. Bisa siapa saja. Asal kamu merasa bahwa kamu tidak boleh kalah darinya. So, who's the competitor for yourself?
*credit picture from here
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteternyata ada yang berpendapat sama kayak aku,,memang seru kalo sudah kompetitor,,rasanya tugas-tugas semua terasa cepet buat ngerjaiannya,,Salam Kenal
ReplyDelete