6/3/12

Kisah resepsionis di Negeri Jiran

Di post-an kali ini saya mau share pengalaman lucu bersama resepsionis dari kedua hostel (yang satunya hotel sih) yang saya tempati selama di Kuala Lumpur.

Cerita yang pertama berawal dari teguran resepsionis mbak-mbak yang sepertinya orang Thailand ketika saya dan teman saya, Elen, check in. Saat menunjukkan bed kami, sebut saja mbak Thai, mengingatkan untuk menyimpan makanan yang kami bawa di kulkas yang tersedia di luar karena baunya yang agak menyengat. Memang saat itu kami bawa sotong kering. Jadi, saat di Malaka Sentral, kami membeli makanan ringan bernama Muruku (sejenis kacang yang diberi bumbu kari), Sotong kering (konon katanya sotong terkenal di negara tetangga ini), dan beberapa permen.Tapi, saat mencobanya ternyata rasanya zzzz abis. Entah mengapa ada makanan seperti itu di dunia ini haha. Jadi, karna merasa ga enak sudah mengganggu kenyamanan ceileehh, kami bilang kalau kami akan membuangnya saja karna tidak suka dengan makanan tersebut. Mbak Thai lalu mengingatkan kalau lebih baik disimpan di kulkas saja. Yasudah, kami menurut.
Penampakan si Kacang Muruku
Sotong kering yang dibubuhi gula tapi cita rasanya tetep asin. Bayangkan!


Singkat cerita, saat selesai beberes koper dan bersiap tidur, Elen teringat kalau permen kami berdua masih ada di kantong plastik si sotong di kulkas. Jadi ya demi keamanan bersama, dia keluar untuk mengambil permen tersebut. Tapi tak sengaja dia melihat si mbak Thai bersama temannya lagi ngobrol di meja makan dekat kulkas. Ternyata oh ternyata si mbak Thai dengan temannya itu sedang asyik makan muruku kami berdua yang ada di kulkas. hahaha. Baru kali ini saya tau, ada resepsionis yang memakan makanan tamunya tanpa ijin. Kata Elen, si mbak Thai langsung buru-buru menutupi si muruku. Ngerasa ga enak kali ya (ya memang sudah seharusnya sih haha). Lalu teman saya dengan segera menyelamatkan permen kami dari kulkas tersebut. Mana kata teman saya, dia melihat sotongmya cuma tinggal sedikit. Paginya, saat Elen buang sampah di luar, dia melihat muruku kami sudah ada di tempat sampah. Sungguh kelakuan resepsionis yang aneh.

Cerita kedua, awal ceritanya sebenarnya cruel. Berawal dari kita berdua yang memutuskan untuk membooking hostel di Kuala Lumpur untuk 2 malam saja padahal kita stay di Kuala Lumpur 3 malam. Hal ini didasari oleh flight kita jam 7 pagi, sedangkan airport LCCT berada di luar kota Kuala Lumpur. Sehingga kita harus berangkat pagi-pagi buta sekitar jam 3-4 pagi. Lalu ternyata saat di Kuala Lumpur, resepsionis menyarankan kami untuk stay semalam dan memesan taksi hostel untuk ke LCCT. Tapi sayang sekali, hostel yang kami tinggali itu fully booked. Jadi ya, mau tidak mau dengan sisa-sisa tenaga, kami browsing hostel di sekitaran hostel kami sebelumnya agar proses movingnya tidak terlalu ribet. Singkat cerita, kami memutuskan untuk menginap di hotel bintang dua yang ada di seberang hostel kami.

Paginya, setelah jalan-jalan ke KLCC, kami mampir ke hotel tersebut untuk bertanya apakah boleh kami checked in saat itu juga. Setelah menjelaskan maksud kedatangan kami pada resepsionis hotel tersebut, sebut saja Mbak May, mempersilahkan kami berdua duduk dan menunggu karena dia sedang melayani tamu. Setelah menunggu agak lama, kami baru sadar ternyata udah ada tamu lain yang entah dari mana datangnya dan sedang dilayani. Spontan, kami sebel dong, daritadi didiemin aja ga ada kabar.

Setelah melihat tamu nyelonong meninggalkan hotel, ternyata kami berdua tetep ga dipanggil-panggil juga. Tambah deh betenya. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya.
Saya : "Kak, gimana?"
MM : "Iya?" (mukanya kayak bingung)
Saya : "Iya, gimana?Udah bisa check in belom?" (dalam hati "Lupa yeee mbak ada kita!!"
MM : "Ooh, bisa lihat bukti bookingnya?" (mukanya maju-maju, heran ngelihatin Elen, pertamanya saya pikir Elen mirip seseorang yang dikenalnya. Mbak May mengecek booking-an kami sambil sesekali ngeliatin Elen lagi)
MM : "You marah ya?" (tanyanya pada Elen. Damn! Ternyata daritadi ngeliatin karna itu toh)
Elen : "Engga" (sambil pasang muka tetep bete)
MM : "You kenapa you, muka you kayak marah"
Elen : "Engga kok" (sambil buang muka)
MM : "Saya layani orang tadi karna dia datang dulu, bukan saya dahulukan orang yah. Jadi janganlah marah. Ini saya kasi checked in sekarang boleh, padahal waktu checked in baru boleh pukul 2. Tapi untuk adek berdua saya kasih sekarang yah. Lain kali, janganlah pasang tampang nak begitu seperti apa ya namanya."
Saya : "Iya iya. Makasih."

Lalu kita berdua keluar trus setelah beberapa meter barulah kita ketawa. Helloooo, baru tau kalo di dunia ini, ada resepsionis hotel nanya ke tamunya marah apa engga trus nasehatin. Padahal tu tamu marah karena kesalahannya. Ckckck, kita berdua tu yakin banget dia tadi lupa kalo ada kita. Pake ngeles, tamu yang tadi dateng duluan lagi. hahaha. Abis itu kita cuma berharap shift Mbak May berakhir dengan cepat agar tidak bertemu dengannya kembali. Maleeeesss!!!

Yaahh, itu tadi adalah dua cerita pengalaman saya dan teman saya bersama resepsionis di Kuala Lumpur. Beda banget ama resepsionis di motel tempat kami menginap di Melaka yang mungkin akan saya ceritakan di post-an lainnya. Oiya betewe kalo mau tau wajah Mbak May, menurutku nih mirip sama istrinya Indra Bekti. Jadi bayangin aja wajahnya kayak dia hahaha

No comments:

Post a Comment