Jalan-jalan di Singapore tanpa tour agent itu berarti harus
siap jalan kaki. Ya kecuali Anda sanggup membayar biaya taksi yang sangat mahal
itu. Sebagai turis yang memegang prinsip backpacker, tentu saja taksi bukanlah
pilihan transportasi yang tepat bagi saya. Satu-satunya transportasi andalan
tentu saja MRT. Sebenarnya ada pilihan alternatif jika ingin menikmati
pemandangan Singapura dalam perjalanan, yaitu bus, tetapi bagi saya pribadi,
rute bus sulit dipahami oleh turis. Apalagi rute tersebut juga sulit didapat
baik di internet ataupun tourism map.
Rute-rute MRT telah saya pelajari sebelumnya. Tetapi
lagi-lagi untuk menikmati pemandangan Singapura, tentu saja kita harus tetap
berjalan kaki. Itinerary pun telah saya susun dengan rapi. Cukup banyak agenda
jalan kaki yang saya sisipkan ke dalamnya. Oleh karena itu, sebelum berangkat
saya sudah berpesan pada teman saya, Elen, untuk menjaga staminanya karena akan
banyak berjalan kaki di sana.
Agenda jalan kaki yang pertama adalah berjalan dari MRT
Clarke Quay menuju MRT China Town untuk berburu tiket tourist pass. Melihat
dari peta sih jaraknya tak seberapa jauh. Ternyata, perjalanan di pagi itu
sudah cukup melelahkan. Setelah itu kita berjalan kaki dari MRT Raffles Place
menuju Merlion Park, dilanjutkan berjalan kaki menuju MRT City Hall. Dan itu
sangat melelahkan. Apalagi ditambah teriknya matahari yang cukup menyengat
siang itu. Kami sampai istirahat sebentar di underpass City Hall.
Malamnya kami masih harus berjalan dari MRT Marina Bay ke
Marina Bay yang ternyata cukup jauh juga. Setelah itu melanjutkan perjalanan
sampai MRT Concorde yang ternyata tak sedekat di peta. Sampai hostel, kami
harus menerima fakta bahwa hostel kami ada di lantai 4 tanpa ada lift di gedung
tersebut. Akhirnya, karena terlalu lelah, kami berdua sampai ketiduran dan baru
sadar esok harinya saat sudah kesiangan. Ternyata benar apa yang dikatakan
teman saya, Nadia, bahwa berjalan kaki mengelilingi Negeri Singa itu
benar-benar melelahkan sekaligus mengasyikkan. Saran untuk membawa counterpain
dan salonpas pun benar-benar membantu.
Setelah berakhirnya hari pertama kami di Singapura saat itu,
saya baru menyadari bahwa ternyata saya adalah wanita lemah. Dan Elen, yang
saya ragukan dengan agenda jalan kaki, ternyata jauh lebih kuat daripada saya
sendiri. Hahaha.
nb: sebenernya mungkin jarak-jarak yang saya sebutkan di atas itu masih walkable, tapi karena memang orang Indonesia sudah terlalu dimanja dengan kendaraan pribadi, jadinya ya kewalahan deh, apalagi jarang olahraga!
Mute, maka ny olahraga yg rajin :p
ReplyDeleteTambahin foto2 juga biar tambah keren posting ny, apalagi yg pengalaman langsung kyk gini, foto ny fresh from the location :D